shiki kaifu
Love our Indonesia
Jumat, 21 Oktober 2011
Rabu, 13 Juli 2011
NASIONALISME MELALUI FILM KARTUN
MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME DAN PATRIOTISME ANAK MELALUI FILM KARTUN
Indonesia sukses memproklamasikan kemerdekaannya lebih kurang 65 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Melalui perjuangan yang amat panjang, para pahlawan homeros bangsa ini terus berjuang melepaskan diri dari belenggu penjajahan seperti Belanda maupun Jepang. Dimulai dari perjuangan yang bersifat kedaerahan, para pejuang telah berusaha mengusir para penjajah dari tanah bumi pertiwi. Pada tanggal 28 oktober,diadakan kongres pemuda II sebagai kelanjutan dari kongres pemuda I. Pada kongres ini lahirlah sumpah pemuda yang merupakan titik awal dari persatuan bangsa indonesia melawan penjajah yang terus menguras kekayaan bangsa ini. Dengan sikap patriotis dan nasionalis yaang terpatri dalam jiwa para pahlawan, Dengan gagah berani para pejuang berusaha mengusir para penjajah dari bumi pertiwi dengan tujuan untuk mencapai kemerdekaan. Cita-cita itu berhasil diproklamasikan pada tanggal 17 agustus 1945.
Diakui atau tidak, kenyataannya bahwa sikap nasionalisme dan patriotismelah yang tertanam kuat dalam jiwa para pahlawan yang akhirnya mampu membawa bangsa ini meraih kemerdekaan. Dimulai dari perjuangan yang bersifat kedaerahan yang akhirnya tidak mampu mengangkat mereka ke titik kemerdekaan. Namun setelah berjuang secara bersama-sama, bangsa inipun berhasil mencapai kemerdekaan.
Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, sikap nasionalisme dan patriotisme pun masih begitu kuat dalam jiwa masyarakat Indonesia dan para pahlawan Kemerdekaan. Langkah cerdas yang diambil oleh para pendiri Negara Indonesia untuk menyatukan bangsa indonesia yang begitu beragam melalui semboyan negara, yaitu Bhineka tunggal ikayang berarti berbeda-beda tapi satu.
Seiring perjalanan Bangsa ini, Sikap nasionalisme dan patriotisme lambat laun mulai memudar. isi dari semboyan bhineka tunggal ika cenderung tidak dipahami lagi oleh generasi bangsa Indonesia. Perpecahan dan disintegrasi bangsa menjadi ancaman yang serius terhadap keutuhan bangsa ini. Terlepas dari faktor-faktor lain, namun hal tersebut menjadi salah satu indikator betapa pudarnya jiwa nasionalisme dan patriotisme terhadap negara Indonesia.
Pada zaman sekarang, semangat nasionalisme dan patriotisme sangat perlu ditanamkan kepada generasi muda. Karena masa depan bangsa ini tergantung dari apa yang ingin mereka persembahkan kepada bangsa ini.Dan untuk mempersembahkan sesuatu hal yang bermanfaat bagi bangsa, maka prasyaratnya adalah semangat nasionalisme dan patriotisme.Walaupun zaman sudah berbeda dari masa perang kemerdekaan, setidaknya apa yang telah dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan bisa menjadi spirit bagi generasi penerus bangsa dalam menghadapi tantangan global yang begitu cepat.
Kini, ketika globalisasi dan berkembangnya teknologi informasi telah mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara, baik secara politik, ekonomi, maupun sosial, maka masalah nasionalisme dan patriotisme tidak lagi dapat dilihat sebagai masalah sederhana yang dapat dilihat dari satu perspektif saja. Dalam dunia yang oleh sebagian orang disifatkan sebagai dunia yang semakin borderless, banyak pengamat yang mulai mempertanyakan kembali pengertian negara beserta aspek-aspeknya.
Sangat menyedihkan ketika melihat keadaan generasi bangsa sekarang ini, yang hampir sudah tidak ada lagi yang bersikap layaknya seorang ksatria yang berjiwa patriot dan cinta tanah air. Bagaimana kemudian di zaman yang akan datang ?. Sejarah akan benar-benar terlupakan. Padahal salah satu pendiri Negara Indonesia telah mengingatkan bahwa jangan sampai kita melupakan sejarah. Oleh sebab itu sikap patriotisme dan nasionalisme harus ditanamkan sejak dini kepada anak sebagai generasi penerus bangsa ini.
Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat penting untuk pembentukan kepribadian dan karakter. Dengan demikian, masa kanak-kanak adalah suatu tahap di mana manusia itu belajar sebanyak-banyaknya tentang kehidupan sebagai modal hidupnya kelak. Di masa tersebut, manusia bersifat imitatif atau menirukan dari apa saja yang ada dan terjadi di sekitarnya. Masa kanak-kanak merupakan masa yang masih sangat labil. Anak sangatlah peka terhadap berbagai hal-hal baru yang mereka dapatkan. Anak cenderung ingin selalu mencoba dan meniru terhadap apa yang mereka lihat dan dengar dari lingkungan sekitarnya. Dalam tindakannya,kemenurutan anak sangat ditentukan oleh idolanya yang kemungkinan akan selalu dicontohnya, tanpa mempertimbangkan apakah itu baik atau tidak. Dalam pertumbuhan seorang anak, setiap tindakannya terkait dengan kecenderungan dan kemauan serta kehidupan emosional yang bersentuhan dengan faktor eksogen (lingkungan) yang sifatnya amat kompleks dan bervariasi. Salah satu faktor eksogen yang berpengaruh terhadap pembentukan watak dan pribadi seseorang adalah media yang berbentuk bacaan atau film.
Sebagai media, film berfungsi mewujudkan komunikasi yang mencakup berbagai fase dalam kegiatan kehidupan. Media ini merupakan landasan pembentukan pengertian dengan tujuan mempengaruhi penerima pesan untuk bertindak sesuai dengan tujuan dari komunikasi tersebut. Film yang sangat digemari oleh anak adalah film kartun. Hampir semua tokoh-tokoh kartun yang sering ditayangkan dikenali oleh anak. Itu karena pengaruh media film kartun tersebut sangat mampu mempengaruhi anak dengan tampilan-tampilan lucu dan menyenangkan. Namun ketika dikaitkan dengan sikap nasionalisme dan patriotisme yang mulai ditinggalkan, sangatlah menyedihkan karena kecenderungan anak sekarang lebih mengenal pahlawan-pahlawan fiksi yang ada di film kartun daripada para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini. Siapa yang tidak mengenal naruto,avatar, dan tokoh-tokoh kartun yang lain. Tapi apakah mereka mengenal siapa Soekarno,Siapa bung Hatta, dan semua pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raganya demi negeri ini. Apakah generasi yang akan datang hanya akan mengenal Kapitan Pattimura lewat uang seribu rupiah. Saya pikir akan seperti itu jika kita tidak segera membenahinya.
Melihat kemampuan film kartun untuk mempengaruhi kehidupan anak,dan jika dihubungkan dengan realita bahwa sikap nasionalisme dan patriotisme di Indonesia mulai ditinggalkan,maka untuk menanamkan sikap nasionalisme dan patriotisme pada anak,akan sangat efektif jika menggunakan media film. Dalam hal ini film yang digemari oleh anak-anak yaitu film kartun. Maksudnya adalah pembuatan film kartun yang menceritakan dan menggambarkan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sehingga anak tidak saja lebih mengenal,mengidolakan dan mencontoh sikap kesatria para pahlawan,Tapi anak juga akan mengerti betapa susahnya mencapai kemerdekaan. Dan akhirnya sikap nasionalisme dan patriotisme akan tumbuh dalam jiwa mereka.
Senin, 11 Juli 2011
MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME DAN PATRIOTISME ANAK MELALUI FILM KARTUN
Indonesia sukses memproklamasikan kemerdekaannya lebih kurang 65 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Melalui perjuangan yang amat panjang, para pahlawan homeros bangsa ini terus berjuang melepaskan diri dari belenggu penjajahan seperti Belanda maupun Jepang. Dimulai dari perjuangan yang bersifat kedaerahan, para pejuang telah berusaha mengusir para penjajah dari tanah bumi pertiwi. Pada tanggal 28 oktober,diadakan kongres pemuda II sebagai kelanjutan dari kongres pemuda I. Pada kongres ini lahirlah sumpah pemuda yang merupakan titik awal dari persatuan bangsa indonesia melawan penjajah yang terus menguras kekayaan bangsa ini. Dengan sikap patriotis dan nasionalis yaang terpatri dalam jiwa para pahlawan, Dengan gagah berani para pejuang berusaha mengusir para penjajah dari bumi pertiwi dengan tujuan untuk mencapai kemerdekaan. Cita-cita itu berhasil diproklamasikan pada tanggal 17 agustus 1945.
Diakui atau tidak, kenyataannya bahwa sikap nasionalisme dan patriotismelah yang tertanam kuat dalam jiwa para pahlawan yang akhirnya mampu membawa bangsa ini meraih kemerdekaan. Dimulai dari perjuangan yang bersifat kedaerahan yang akhirnya tidak mampu mengangkat mereka ke titik kemerdekaan. Namun setelah berjuang secara bersama-sama, bangsa inipun berhasil mencapai kemerdekaan.
Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, sikap nasionalisme dan patriotisme pun masih begitu kuat dalam jiwa masyarakat Indonesia dan para pahlawan Kemerdekaan. Langkah cerdas yang diambil oleh para pendiri Negara Indonesia untuk menyatukan bangsa indonesia yang begitu beragam melalui semboyan negara, yaitu Bhineka tunggal ikayang berarti berbeda-beda tapi satu.
Seiring perjalanan Bangsa ini, Sikap nasionalisme dan patriotisme lambat laun mulai memudar. isi dari semboyan bhineka tunggal ika cenderung tidak dipahami lagi oleh generasi bangsa Indonesia. Perpecahan dan disintegrasi bangsa menjadi ancaman yang serius terhadap keutuhan bangsa ini. Terlepas dari faktor-faktor lain, namun hal tersebut menjadi salah satu indikator betapa pudarnya jiwa nasionalisme dan patriotisme terhadap negara Indonesia.
Pada zaman sekarang, semangat nasionalisme dan patriotisme sangat perlu ditanamkan kepada generasi muda. Karena masa depan bangsa ini tergantung dari apa yang ingin mereka persembahkan kepada bangsa ini.Dan untuk mempersembahkan sesuatu hal yang bermanfaat bagi bangsa, maka prasyaratnya adalah semangat nasionalisme dan patriotisme.Walaupun zaman sudah berbeda dari masa perang kemerdekaan, setidaknya apa yang telah dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan bisa menjadi spirit bagi generasi penerus bangsa dalam menghadapi tantangan global yang begitu cepat.
Kini, ketika globalisasi dan berkembangnya teknologi informasi telah mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara, baik secara politik, ekonomi, maupun sosial, maka masalah nasionalisme dan patriotisme tidak lagi dapat dilihat sebagai masalah sederhana yang dapat dilihat dari satu perspektif saja. Dalam dunia yang oleh sebagian orang disifatkan sebagai dunia yang semakin borderless, banyak pengamat yang mulai mempertanyakan kembali pengertian negara beserta aspek-aspeknya.
Sangat menyedihkan ketika melihat keadaan generasi bangsa sekarang ini, yang hampir sudah tidak ada lagi yang bersikap layaknya seorang ksatria yang berjiwa patriot dan cinta tanah air. Bagaimana kemudian di zaman yang akan datang ?. Sejarah akan benar-benar terlupakan. Padahal salah satu pendiri Negara Indonesia telah mengingatkan bahwa jangan sampai kita melupakan sejarah. Oleh sebab itu sikap patriotisme dan nasionalisme harus ditanamkan sejak dini kepada anak sebagai generasi penerus bangsa ini.
Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat penting untuk pembentukan kepribadian dan karakter. Dengan demikian, masa kanak-kanak adalah suatu tahap di mana manusia itu belajar sebanyak-banyaknya tentang kehidupan sebagai modal hidupnya kelak. Di masa tersebut, manusia bersifat imitatif atau menirukan dari apa saja yang ada dan terjadi di sekitarnya. Masa kanak-kanak merupakan masa yang masih sangat labil. Anak sangatlah peka terhadap berbagai hal-hal baru yang mereka dapatkan. Anak cenderung ingin selalu mencoba dan meniru terhadap apa yang mereka lihat dan dengar dari lingkungan sekitarnya. Dalam tindakannya,kemenurutan anak sangat ditentukan oleh idolanya yang kemungkinan akan selalu dicontohnya, tanpa mempertimbangkan apakah itu baik atau tidak. Dalam pertumbuhan seorang anak, setiap tindakannya terkait dengan kecenderungan dan kemauan serta kehidupan emosional yang bersentuhan dengan faktor eksogen (lingkungan) yang sifatnya amat kompleks dan bervariasi. Salah satu faktor eksogen yang berpengaruh terhadap pembentukan watak dan pribadi seseorang adalah media yang berbentuk bacaan atau film.
Sebagai media, film berfungsi mewujudkan komunikasi yang mencakup berbagai fase dalam kegiatan kehidupan. Media ini merupakan landasan pembentukan pengertian dengan tujuan mempengaruhi penerima pesan untuk bertindak sesuai dengan tujuan dari komunikasi tersebut. Film yang sangat digemari oleh anak adalah film kartun. Hampir semua tokoh-tokoh kartun yang sering ditayangkan dikenali oleh anak. Itu karena pengaruh media film kartun tersebut sangat mampu mempengaruhi anak dengan tampilan-tampilan lucu dan menyenangkan. Namun ketika dikaitkan dengan sikap nasionalisme dan patriotisme yang mulai ditinggalkan, sangatlah menyedihkan karena kecenderungan anak sekarang lebih mengenal pahlawan-pahlawan fiksi yang ada di film kartun daripada para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini. Siapa yang tidak mengenal naruto,avatar, dan tokoh-tokoh kartun yang lain. Tapi apakah mereka mengenal siapa Soekarno,Siapa bung Hatta, dan semua pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raganya demi negeri ini. Apakah generasi yang akan datang hanya akan mengenal Kapitan Pattimura lewat uang seribu rupiah. Saya pikir akan seperti itu jika kita tidak segera membenahinya.
Melihat kemampuan film kartun untuk mempengaruhi kehidupan anak,dan jika dihubungkan dengan realita bahwa sikap nasionalisme dan patriotisme di Indonesia mulai ditinggalkan,maka untuk menanamkan sikap nasionalisme dan patriotisme pada anak,akan sangat efektif jika menggunakan media film. Dalam hal ini film yang digemari oleh anak-anak yaitu film kartun. Maksudnya adalah pembuatan film kartun yang menceritakan dan menggambarkan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sehingga anak tidak saja lebih mengenal,mengidolakan dan mencontoh sikap kesatria para pahlawan,Tapi anak juga akan mengerti betapa susahnya mencapai kemerdekaan. Dan akhirnya sikap nasionalisme dan patriotisme akan tumbuh dalam jiwa mereka.
Langganan:
Postingan (Atom)